Ratusan Guru Di Tikep Saat Menggelar Aksi (Foto: Musa CH)
TIDORE, CH – Sebanyak 700 orang guru non sertifikasi di Kota Tidore Kepulauan (Tikep), melakukan aksi mogok mengajar. Aksi ini dilakukan lantaran upah tambahan penghasilan (tamsil) selama 4 bulan belum juga diterima.
Mereka juga mendatangi Kantor Walikota Tikep pada, Senin (26/4/2021). Menurut mereka, upah Tamsil 4 bulan yang belum terbayar itu, di dua bulan triwulan satu 2020 dan 2 bulan di triwulan satu 2021. Per triwulan Rp. 750 ribu.
“Sebelum lebaran harus dibayarkan, karena lebaran ini kebutuhan sangat banyak. ASN lain saja punya TPP perbulannya besar, sedangkan kami punya hanya Rp.250 ini belum dibayar,” kata salah guru SD dari Kelurahan Topo, yang namanya tidak mau disebutkan, saat ditemui di Kantor Walikota.
Selain itu kata guru ini, Tamsil yang ditransfer oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini hanya diterima Rp. 720 ribu dari Rp. 750 ribu per triwulan.
Kepala Dinas Pendidikan, Ismail Dukomalamo saat dikonfirmasi, meminta agar para guru non sertifikasi bisa bersabar, karena pembayaran Tamsil ini bukan pemerintah daerah melainkan pemerintah pusat (Kemendikbud).
“Jadi saya mau klarifikasi, ini bukan aksi guru-guru datang tanya pembayaran tamsil. Tamsil inikan dana transfer pusat, pemda ini bayar sesuai uang yang masuk saja, tahun ini dana yang masuk baru Rp.183 juta itu cukup bayar 1 bulan,” kata Ismail.
Terkait dengan keluhan guru, soal pemotongan dana Tamsil Rp. 25 ribu per triwulan. Ismail membatah, sebab menurut dia, penerimaan Tamsil itu tidak utuh karena ada pembayaran pajak.
“Tidak potong, itu untuk pembayaran pajak. Sebagai warga negara yang baik harus bayar pajak,” katanya.
Ismail juga mengatakan, terkait dengan tuntutan para guru non sertifikasi, pihaknya akan melakukan kordinasi dengan Kemendikbu di Jakarta.
“Besok, saya utus Sekertaris Dinas Pendidikan ke Jakarta untuk koordinasi dengan Kemendikbud terkait dengan tuntutaan para guru ini,” ujarnya. (Red)
Reporter: Musa Abubakar