Batasi Peserta Hadiri HUT RI Di Buli Viral Di Medsos, Panitia Minta Maaf

BULI, CH – Semakin banyak peserta yang hadir dalam upacara HUT RI ke 74, semakin baik suasana upacara. Namun upacara yang bakal dilaksanakan di Buli Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) Propinsi Maluku Utara (Malut), Sabtu (17/8/2019) justru membatasi peserta. Hal ini membuat kebijakan panitia HUT RI itu viral di media sosial (medsos).

Panitia membatasi peserta upacara di 9 sekolah yang ada di Buli Kecamatan Maba. Setiap sekolah tidak dilibatkan seluruh pesertanya, hanya perwakilan dari sejumlah siswa di masing-masing sekolah yang ada. Hal ini menuai protes dari warga pengguna medsos. “Panitia HUT RI ke 74 Kecamatan Maba tolong jelaskan dulu kenapa jumlah siswa peserta upacara 17 Agustus 2019 dibatasi. Padahal ini momen penting sebagai pembelajaran bagi anak-anak untuk mencintai bangsa mereka sendiri dan mengingat perjuangan para pahlawan. Kalau ini berlanjut bagimana rasa nasionalisme generasi berikut?,”tulis Riston Tatengkeng di dinding akun facebooknya.

Atas postingan ini, datang berbagai  sorotan dan kritik dari netizen lainya yang tertuju pada panitia HUT RI ke 74 di Buli Kecamatan Maba. Dengan viralnya postingan Riston Tatengkeng, panitia HUT RI langsung meminta maaf. Ketua Panitia Ismawati Laode Surfan SE, mengatakan atas nama panitia HUT RI memohon maaf atas edaran pembatasan peserta upaca. Menurut Ati, sapaan akrabnya edaran itu bukan untuk membatasi bagi siswa-siswi untuk hadir dalam upacara HUT RI, tetapi berupa permohonan utusan peserta upacara dari masing-masing sekolah. “Ini dilakukan oleh panitia dengan penuh pertimbangan soal transportasi dari sekolah menuju lokasi upacara, seperti sekolah yang berjauhan, misalkan di Desa Pekaulang, Gau, Gamesan,” ucapnya, dihadapan wartawan Cerminhalmahera.com, Jumat (16/8/2019), di ruang panitia.

Lanjut Ati, panitia tidak bermaksud untuk membatasi, apalagi ini momen Negara Republik Indonesia yang dirayakan tiap tahun dan harus di libatkan seruruh masyarakat Indonesia untuk mengikuti Upacara. “Jadi tidak benar apa yang disampaikan oleh pengguna fb yang memviralkan ini, namun itu semua, selaku umat yang beragama tak luput dari kesalahan, mudah-mudahan dengan adanya persoalan ini dapat membangkit semangat kita untuk ikut upacara HUT RI,”Harapnya.

Atas sikap netizen yang mempertanyakan nasionalisme para panitia, Ati meminta permohonan maaf dan berterimakasih kepada warga yang sudah mempersoalkan masaalah tersebut.  Namun menurutnya ini bukan niat panitia untuk melecehkan HUT RI. “Jadi, apa yang sudah diviralkan  itu tidak dibatasi, namun untuk memintah perwakilan saja dari tiap sekolah, jadi kalau sekolah tersebut mau membawa siswa-siswa semua ikut upacara juga tidak apa-apa, karena ini hak selaku warga Negara Republik Indonesia, kami atas nama panitia meminta maaf,” ucapnya.

Selain itu panitia juga beralasan soal anggaran HUT yang dianggap kecil jumlahnya. Panitia hanya memiliki anggaan sebesar Rp. 127.550.000 yang bersumber dari Pemda sebesar Rp. 33.000,000, PT. Antam Rp. 80.000,000, PT. STM Rp. 5.000,000, PT. Feni Rp. 2.500,000, Bank BRI Rp. 1.500,000, Bank BPD Rp. 500.000,  PT. Sibela Rp. 250.000, PT. SMA Rp. 250.000, Hotel Kartika Rp. 250.000,  dan partisipasi pengusaha sebesar Rp. 4.310,000.

Anggaran ini banyak digunakan peralatan Anggota Pasukan Pengibar Bendera  sebesar Rp. 64.300.000 dan juga kusumsi sebesar Rp. 15.000.000, perlengkapan sebesar Rp. 19.100,000 dan seksi acara Rp. 18.000,000, sekretariat Rp. 6.500,000 dan  Rp. 4.000,000. “Dan untuk honor panitia sebanyak 20 orang, maka total aggaran sebesar Rp. 127.550.000, sudah sesuai dengan anggaran yang panitia menerima,”paparnya. (Ady)

Reporter: Nehemia Bustami

Show More
Back to top button