DD Diduga Habis Bangun Fisik, Kades Bajo Bersama Warga Nyaris Baku Hantam

Kericuhan Antara Warga Dengan Kepala Desa Bajo, H. Ade Yusuf (kopiah putih), Sabtu (2/5/2020) (Foto: Nuski A. Saban)


HALSEL, CH- Puluhan pemuda bersama warga di Desa Bajo Kecamatan Kayoa Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) nyaris baku hantam (perkelahian) dengan Kepala Desa (Kades) Bajo, H. Ade Yusuf. Kericuhan ini terjadi diakibatkan karena kepala desa diduga memprioritaskan Dana Desa (DD) untuk pembangunan fisik ketimbang demi pencegahan dan penanganan Covid-19.

Informasi yang dihimpun Wartawan Cerminhalmahera.com, kericuhan ini terjadi di depan rumah Kepala Desa pada, Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 17.00 WIT. Hal ini berawal dari puluhan pemuda bersama tiga orang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) datang ke rumah kepala desa untuk menanyakan soal anggaran pencegahan dan penangana Covid-19.

Entah apa yang terjadi puluhan masa yang datang ke rumah kepala desa ini saling adu mulut dengan kepala desa yang dibantu oleh keluarganya. Beruntung adu mulut yang akan berujung pada baku hantam itu sempat dilerai oleh masyarakat lainya. “Anggaran Covid melalui DD sebesar Rp. 50 juta, kami datang untuk tanyakan itu karena sampai saat ini tidak realisasi janji hanya tinggal janji,” kata Ismed, salah satu pemuda setempat melalui via telpone.

Samsul Bahri yang juga pemuda setampat mengatakan, dia bersama puluhan pemuda, masyarakat serta sejumlah mahasiswa itu terpaksa harus datang ke rumah kepala desa untuk menanyakan anggaran covid tersebut karena warga Desa Bajo saat ini tengah resah dengan meninggalnya salah satu warga Desa Bajo atas nama Ruslan M. Nur yang diduga terjangkit virus corona. Sementara pihak pemerintah desa tidak ada langka untuk melakukan pencegahan atau penanganan berupa pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) maupun penyemprotan cairan desinfektan.

“Masalahnya di Desa Bajo ini ada keluaraga almarhum yang di isolasi di rumah, mereka belum bisa keluar rumah. Olehnya itu kami datangi pemerintah desa minimal ada sentuhannya, kami datang bicarakan secara baik-baik, sementara pihak keluarga kepala desa bicara kasar akhirnya terjadinya berbagai salah paham hingga menimbulkan emosi diberbagai pihak,” kesalnya.

Mirisnya lagi anggaran DD yang telah dianggarkan sebesar Rp. 50 juta itu diduga telah digunakan untuk pembangunan prorgam fisik berupa tembok pagar. Tak hanya itu angaran DD Tahap I Tahun Anggaran 2020 yang seharusnya dipriosritaskan untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga saat ini belum disalurkan. Bahkan sebelum terjadinya kericuhan kepala desa menyampaikan secara terbuka  bahwa uang telah habis untuk pembangunan pagar tembok.

Warga berharap agar kepala desa segera pengadaan berbagai kebutuhan penangan Covid-19, serta segera dilakukan penyaluran BLT, jika tidak maka kepala desa yang bersangkutan akan dilaporkan ke penegah hukum karena dianggap telah mengaibaikan Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 6 Tahun 2020 tentang prioritas penggunaan dana desa untuk Covid-19   “Kami berharap pencairan berikut pak kades segera realisaikan BLT bagi masyarakat yang membutuhkan, kalaupun tidak kami akan menempu gugatan hukum,” ancam Rerin Rellyatno, pemuda lainya.

Sementara itu Kepala Desa Bajo, H. Ade Yusuf, hingga berita ini diterbitkan, belum berhasil dimintai keterangan terkait dengan masalah ini. (Red)

Reporter: Nuski A. Saban

Show More
Back to top button