Empat Remaja di Kota Ternate Babak Belur, Diduga di Hajar Oknum Polisi

TERNATE, CH- Empat remaja asal Kampung Makasar, Kota Ternate Maluku Utara babak belur. Mereka diduga dianiaya oleh sejumlah anggota kepolisian. Aksi brutal ini membuat pihak keluarga korban tidak terima dengan sikap oknum polisi yang anggap premasnisme itu.

Kepada Cerminhalmahera.com, empat remaja korban yakni Buaiman Usemahu (19), Muhammad Sahi Ruslan H. Basri (20), Rusdian Rahman (23), dan Rahman Dhani Hairudin (19) ini mengaku, peristiwa penganiayaan ini terjadi pada, Minggu (26/9/2021) sekitar pukul 05.00 WIT dini hari. Mereka mengisahkan, pagi itu  anggota polisi datang ke Kampung Makasar dan menjemput tanpa sepengetahuan orang tua. Mereka dijemput oleh anggota polisi, lantaran di duga melakukan aksi pemukulan terhadap  salah satu anggota polisi pada malam itu.

“Jadi kami dibawah ke Kantor Polda dan bertemu dengan salah satu polisi atas nama bapak Fahrul, untuk dimintai keterangan, setelah itu datanglah empat anggota polisi dan membawa saya ke Kantor Polres, disitu saya bertemu dengan teman-teman korban yang lain, kami ditanyakan apakah terlibat dalam persoalan pemukulan salah satu anggota polisi di Kampung Makasar Ternate pada malam itu,” Jelas Buaiman Usemahu, salah satu  korban penganiayaan.

Di Kantor Polres itu lah, empat remaja ini dihajar oleh sejumlah anggota polisi tanpa ampun. Di pukul dengan kepalan tangan, di tendang hingga menggunakan batang pistol.

“Saya dipukul diwajah, ditendang dengan sepatu lars yang dilakukan bergantian oleh anggota polisi yang kurang lebih lima sampai tujuh orang, saya juga dipukul menggunakan pistol tepatnya dikepala saya,” beber Muhammad Sahi, korban lainya.

Muhammad Sahi Ruslan H. Basri (20), Korban Penganiayaan

Akibat dari aksi penganiayaan ini, empat remaja ini  ada yang mengalami luka robek hingga mendapat jahitan, ada yang lebam dan memar. Bahkan korban Muhammad Syarhi tidak bisa mengunyah makanan dan hanya terbaring lemas di  tempat tidur.

“Kami sangat menyesalI aksi kekerasan polisi kepada anak-anak kami yang masih tergolong remaja padahal mereka (oknum oilisi) tersebut sebagai pengayom ditengah masyarakat malah sebaliknya, mekul anak-anak tanpa ampun,”kesal Ruslan H. Basri, ayah dari Muhammad Sahi.

Ruslan berjanji akan tetap memproses oknum polisi yang terlibat dalam aksi penganiayaan itu hingga ke meja hijau. Sebab bagi Ruslan, aksi yang dilakukan oleh aknum polisi itu sangat tidak manuasiawi. Seharusnya kata Ruslan, jika anak-anak mereka ada kesalahan, maka pihak kepolsian menghungi orang tua atau panggil dengan cara yang baik.

“Kalaupun ada yang salah dengan anak-anak kami harusnya orang tua dihubungi terlebih dahulu, sehingga kami mengetahui persoalan ini, jangan main hakim sendiri bahkan anak kami juga dijemput tanpa sepengatahun kami, ini merupakan tindakan yang tidak beretika,” geramnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Malut, Adip Rojikan saat dikonfirmasi, Harian Malut (Grup Cermin Halmahera), Senin (27/9/) mengaku, belum tahu pasti terkait dugaan pengroyokan oleh empat remaja tersebut.

“Saya belum mengetahui hal itu, kalau pun sudah dilaporkan,” katanya.

Meski demikian, dia memastikan kejadian itu bakal ditelusuri untuk mengetahui kronologis yang sebenarnya.

Repoter: Nuski A. Saban
Editor: Suhardi Koromo

Show More
Back to top button