Kekesalan Masyarakat Adat Sangaji Maba Memuncak, PT. STS Diminta Angkat Kaki

HALTIM, CH- Kekesalan warga di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara terhadap manajemen PT. Sembaki Tambang Sentosa (STS) tampaknya sudah memuncak. Perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan nikel ini pun diminta untuk segera angkat kaki.

Kekesalan ini disampaikan lewat aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh warga Adat Sangaji Maba, Pemuda Maba Tengah, LSM AMPERA bersama ratusan warga di areal PT. STS Dusun Waisimo Kecamatan Maba, Senin (1/5/2022). Aksi ini dilakukan lantaran janji pihak PT. STS soal pembebasan lahan masyarakat yang tak kunjung terealisasi.

Aksi yang sebelumnya berjalan aman ini, tiba-tiba terjadi gesekan antara massa aksi dengan puluhan anggota Brimob yang memblokade jalan masuk menuju areal perkantoran PT. STS. Aksi saling dorong itu, membuat salah satu massa aksi mengalami luka dibagian kepala hingga keluar darah.

Suasana semakin memanas setelah perwakilan dari massa aksi menerobos masuk ke areal perkantoran perusahaan. Bukanya menerima massa aksi dengan baik, salah satu dari pihak PT. STS tiba-tiba ke luar dari kantor sambil menutup pintu. Pihak perusahaan yang tidak diketahui namanya itu secara lantang meminta massa aksi dan masyarakat Adat Sangaji Maba untuk keluar dari areal perusahaan.

Alhasil, orang tersebut mendapat tinju dari dari massa aksi hingga mulutnya berdarah. Suasana yang sudah panas itu berhasil dilerai oleh pihak keamanan baik dari petinggi polisi maupun TNI yang ikut mengamankan aksi tersebut, sehingga suasana kembali terkontrol.

Sangaji Maba, Ihrahim Haruna yang tidak terima dengan perlakuan salah seorang pihak perusahaan itu langsung meminta pihak perusahaan untuk segera angkat kaki dari Halmahera Timur.

“Saya selaku sangaji maba martabatnya direndahkan. Pak kapolres perintahkan agar hari ini, saat ini juga keluar dari tempat ini,” tegas Ibrahim mengusir pihak perusahaan.

Ibrahim mengaku kesabaranya sudah habis lantaran pihak PT. STS terus meninggalkan janji ke masyarakat setiap melakukan pertemuan dengan masyarakat yang lahanya sudah digusur oleh pihak perusahaan.

Sementara itu, Kapolres Halmahera Timur, AKBP Setyo Agus Hermawan juga ikut kesal dengan sikap perusahaan. Sebab dirinya sudah meminta ke pihak perusahaan untuk segera menemui massa aksi agar tidak terjadi bentrokan. Hanya saja pihak perusahaan tidak ambil pusing dengan permintaan kapolres.

“Kasihan anggota brimob disana itu, ujungnya berhadapan dengan masyarakat kasihan masyarakat ada yang bocor itu kau (perwakilan perusahaan) lihat ada yang berdarah-darah. Coba saya tanya, brimob untungnya apa sih di sini, mereka hanya menjalankan tugas. Jangan kau (pihak perusahaan) benturkan brimob dengan masyarakat kita di sini. Saya ini kurang apa mediasi dari awal sampai ahir ini, kalian (pihak perusahaan) yang janji-janji terus,” kesalnya, sambil menunjuk-nunjuk ke salah satu perwakilan perusahaan.

Amatan cerminhalmahera.com, hingga malam hari. Sebagian massa aksi masih berada di areal perusahaan. Mereka mendirikan tenda hingga mendapat kepastian dari pihak perusahaan. Massa aksi juga memberikan ultimatum ke pihak perusahaan agar segera bayarkan lahan warga paling lambat tiga hari setelah aksi. Lewat dari tiga hari, pihak perusahaan diminta berhenti beroperasi dan angkat kaki dari wilayah tersebut.

Husen Uat
Reporter: Husen Uat
Editor: Suhardi Koromo

Show More
Back to top button