Menengok Wisata Ubli Di Perbatasan Haltim-Halteng

Pesona Wisata Ubli Di Desa Sowoli


Cuaca nampak cerah, sore itu sekitar pukul 16.00 WIT, Crew Cermin Halmahera tiba di Desa Sowoli. Sebuah desa yang berada di penghujung Kecamatan Maba Selatan Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) Propinsi Maluku Utara.

Desa dengan jumlah penduduk 286 jiwa ini dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 2 jam dari Kota Maba sebagai ibu kota Kabupaten Haltim, dengan menggunakan kendaraan roda empat. Jarak tempuh yang cukup lumayan jauh ini akan segera terobati, setelah sampai ke suatu tempat yang diberi nama Ubli oleh warga setempat.

Saya bersama sejumlah rekan-rekan langsung menulusuri bibir pantai sepanjang kurang lebih 300 meter ke arah barat dari Desa Sowoli dengan berjalan kaki. Jalan menuju Ubli hanya bisa dilalui kendaraan roda dua (sepeda motor). Maklum, kami menggunakan kendaraan roda empat, sehingga kami harus turun jalan kaki karena belum ada akses jalan untuk kendaraan roda empat.

Hamparan pasir putih yang menghiasi bibir pantai, disertai tiupan angin utara, membuat perjalanan kami tak terasa sampai di tempat tujuan, Ubli yang banyak belum diketahui publik.

Luar biasa indahnya. Perjalanan kami yang cukup melelahkan hilang seketika. Sejuk, indah dan nyaman, itu lah yang kami rasakan saat tiba di lokasi Ubli. Kami pun mulai menelusuru sepanjang areal tersebut untuk menikmati pemandangan yang sunggu luar biasa mengagumkan.

Di tempat ini terbentang sebuah jembatan kayu dengan panjang kurang lebih 200 meter dan lebar 2 meter di atas Sungai Ubli. Jembatan ini dibangun oleh pemerintah desa setempat untuk diakses warga menuju kebun yang berada di sebelah sungai.

Kades Sowoli, Rudi Manan

Kedalaman sungai hanya kurang lebih 1 meter disaat air pasang. Jika air laut dalam kondisi surut kondisi sungai mengering. Air sungai yang berasal dari laut ini tampak jernih dan teduh bagaikan sebuah telaga. “Cocok untuk wisata keluarga, bawa anak-anak untuk mandi di sungai juga aman karena tidak ada binatang buas,” kata Rudi Manan, Kepala Desa Sowoli, saat berbincang-bincang dengan saya.

Jembatan yang ikut diapit oleh hutan mangrove ini membuat suasana di atas jembatan terasa sejuk, sehingga membuat setiap pengunjung benar-benar terasa nyaman, apalagi pengunjung yang lagi jatuh cinta.

Tak hanya kami, sejumlah pelajar juga terlihat menelusuri jembatan untuk menikmati keindahan wisata Ubli. Tampak terlihat, para pelajar ini ikut mengabadikan keindahan di sekitar areal jembatan dengan camera handpone.

Di bibir sungai tampak terlihat sedikit pasir putih yang sungguh menakjubkan. Sebuah pohon kasuari yang tumbuh subur di tepih jembatan menambah panorama di areal tersebut semakin indah.

Semakin bergesernya matahari ke arah barat, semakin indah pula panorama di tempat ini. Hingga membuat saya bersama rekan-rekan lainya lupah jika malam mulai menghampiri kami.

Sayangnya, tempat yang sangat menakjubkan ini belum di jama oleh Pemerintah Kabupaten maupun pemerintah desa setempat. Padahal tempat ini mulai dikunjungi banyak warga diakhir pekan.

Pemerintah Desa Sowoli baru mulai membangun tempat ini di 2020 sebagai objek wisata. Langkah awal yang diambil adalah membuka akses jalan dari pemukiman warga menuju tempat wisata. “Tahun ini (2020) kami anggarkan Rp. 50 juta untuk membuka akses jalan agar para pengunjung bisa masuk dengan kendaraan roda empat,” tukas Rudy, kepala desa setempat.

Kades yang berwajah tampan ini, berjanji akan mengelolah wisata tersebut sebagai pendapatan asli desa (PAD), sekaligus akan menjadi icon untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat di desa yang berbatasan langsung dengan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng). “Insya Allah saya akan merubah Desa Sowoli untuk dikenal publik melalui Wisata Ubli,” singkat cerita kades kepada kami.

Singkat cerita perjalanan kami ke Wisata Ubli diakhir Januari 2020. Ayo berkunjung ke Ubli Desa Sowoli mumpung masi gratis. (Crew CH)

Show More
Back to top button