OTK Kembali Beraksi, 1 Orang Warga Maba Selatan Jadi Korban

HALTIM, CH- Aksi teror terhadap warga di Maba Selatan Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara oleh orang tak dikenal (OTK) tidak ada habisnya. OTK ini kembali melakukan teror terhadap warga yang menyebabkan salah satu warga menjadi korban.
Informasi yang dihimpun cerminhalmahera.com, peristiwa yang sudah berulang kali terjadi ini kembali dialami oleh tiga orang warga Desa Lolelamo Kecamatan Maba Selatan. Mereka diantaranya, Muhajir Saleh (49), Tahjan Taha (21) dan Buang Rasaji (19). Peristiwa ini terjadi di seputaran pertigaan jalan lintas Maba-Gotowasi pada, Sabtu (28/5/2022).
Dalam peristiwa ini, Tahjan Taha menjadi korban terkena mata panah di bagian pergelangan kaki kiri oleh OTK tersebut. Korban yang berhasil selamat itu saat ini tengah menjalani perawatan medis di Puskemas Gotowasi.
Menurut rekan korban, Buang Rasaji, peristiwa itu terjadi pada pukul 09.00 WIT. Lokasi kejadian hanya berkisar kurang lebih 200 meter dari jalan lintas. Saat itu korban bersama Buang Rasaji naik pohon pala. Sementara Muhajir Saleh memaras (potong) rumput pajak kurang lebih 100 meter dari lokasi kejadian.
“Jadi korban dapa panah di kaki itu, saya deng dia (korban) sementara masih di atas pohon pala,” cerita Buang Rasaji saat ditemui wartawan di Desa Lolelamo.
Setelah terkena panah, keduanya langsung turun dari pohon pala untuk menyelamatkan diri. Beruntung, para OTK yang jumlahnya kurang lebih 10 orang itu tidak kembali melakukan penyerangan setelah Buang Rasaji berteriak menggunakan bahasa Tobelo (bahasa pedalaman) ke arah OTK.
“Saya langsung pakai bahasa Tobelo Galela ke meraka (OTK) yang artinya bahwa saya dengan teman saya ini orang Tobelo Galela, ngoni (OTK) belum percaya lagi,” kata Buang.
Setelah mendegar apa yang dibicarakan Buang, para OTK ini langsung pergi meningalkan Buang bersama korban. Buang pun berusaha membantu korban untuk ke luar dari lokasi kejadian.
Sementara itu Muhajir menjelaskan, sebelum rekanya terkenan matah panah, dirinya telah mendengar suara OTK (Felcele) atau semacam yel-yel yang merupakan tradisi suku tugutil saat hendak menyerang warga. Suara yel-yel itu kata Muhajir, seperti suara burung yang berterbangan.
“Saya dengar suara mereka (OTK) sama deng suara burung, tiba-tiba saya dengar dia (korban) panggil pa saya tuaaaaa. Di situ saya langsung bapikir say ape teman-teman so korban. Saya langsung kaluar di jalan panggil bantuan,” cerita Muhajir.
Dibantu oleh warga, korban langsun dilarikan ke Puskesmas Gotowasi. Korban sendiri saat di temui di puskesmas belum bisa memberikan keterangan. Kondisi korban terlihat terbaring lemas dan tampak trauma.
Setelah kejadian, puluhan anggota TNI Pos Waci bersama Babinsa Ridwan Lainta langsung masuk ke hutan melakukan pengejaran terhadap OTK. Sayangnya tidak membuahkan hasil karena tidak mengetahui arah jalan yang dilalui oleh para OTK.
“Kami terpaksa balik pulang karena tidak tahu jalan yang dilewati mereka (OTK,” kata Ridwan seraya mengatakan, anak panah yang digunakan oleh OTK telah diamankan.
Sekedar diketahui, peristiwa serupa sudah berulang kali terjadi. Bahkan telah memakan korban sudah mencapai puluhan warga. Korban terbanyak merupakan warga Desa Waci.
Editor: Suhardi Koromo