Pemprov Malut Cuek Konflik di SMA N 33 Halsel, Tokoh Masyarakat Desak Dikjar Ambil Sikap

Masyarakat Saat Menggelar Aksi Pemboikotan SMA 33 Halsel
HALSEL, CH – Konflik internal di SMA Negeri 33 Halmahera Selatan (Halsel) mulai merembet hingga ke masyarakat. Para tokoh masyarakat setempat ikut membuka suara atas persoalan yang terjadi di sekolah tesebut.
Konflik yang berawal dari penolak kepala SMA Negeri 33 Halsel, Asis Ajiju oleh para dewan guru dan siswa beberpa waktu lalu itu, hingga saat ini masih terus berlanjut. Hal ini disebabkan karena Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Maluku Utara tidak segera mengambil sikap alias cuek.
Aksi penolakan kali ini melibatkan tokoh masyarakat, agama dan pemuda. Mereka meminta agar pihak Dikjar segera turun untuk mengambil sikap. Jika tidak, maka aktifitas belajar mengajar di sekolah tersebut tetap diliburkan.
“Selama Dikjar Malut tidak mengambil sikap untuk mengembalikan pak Hadi Taher menjadi Kepsek SMA 33, maka tentunya kami tetap melakukan aksi sampai kapanpun. Untuk saat ini seluruh masyarakat berjaga-jaga di pelabuhan sped boat, jika kepsek baru datang maka tetap kami menolak dan segera tinggalkan Desa Pasipalele Kecamatan Gane Barat Selatan ancam Budiono, selaku tokoh pemuda sekaligus koordinator aksi, Sabtu (30/9/2023).
Senada juga disampaikan oleh Muslim Kamis selaku Tokoh Agama setempat. Menurutnya, pihak Dikjar meluangkan waktu untuk turun melihat kondisi SMA 33 Halsel yang saat ini lagi memprihatinkan.
Menurutnya, penolakan kepsek ini terjadi lantaran pihak Dikjar tidak mempertimbangkan kondisi yang terjadi di sekolah tersebut. Sekolah tersebut harus dipimpin oleh putra daerah. Sebab kepsek yang nota bene orang dari luar sudah beruang kali meninggalkan sekolah, sehingga kondisi sekolah maupun siswa tidak bisa terurus dengan baik.
“Dari dasar itulah kami selaku tokoh agama dan masyarakat melalui rapat dan membuat kesepakatan bersama agar kembalikan pak Hadi Taher sebagai kepsek SMA 33 Halsel, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Karena sementara apapun alasannya kami tetap menolak kepsek baru. Karena pengalaman pahit sudah dua kali berturut turut meninggalkan kesan yang kurang baik,” tegas Muslim. (Yudi)