Penulis: Jaidi Abdul Gani
Ketua Umum Pascasarjana Maluku Utara Jabodetabek
BANYAK suara yang keluar berslogan’ pemuda merinduhkan perubahan di negerinya, pemuda seantero indonesia sosok harapan dan pionir negara itulah yang ada dibenak masyarakat kita.
Pemuda di dalamnya ada pelajar dan mahasiswa, pemuda tentuh memiliki kemampuan dan kelebihan sehingga menjadi harapan bagi masyarakat. Apakah? Pemuda saat ini sudah berjuang tentuh iya, demikian bertanya? Namum dibenak saya tidak demikian, justru pemuda lebih mengurus dunianya.
Ada teori Klasifikasi sosial yang justru termakan pemuda saat ini, dia’merindukan perubahan namun dia’membatasi dirinya. Oh.. Pemuda apakah ini yang dibilang rindu perubahan ataukah hanya ilusi dan fatamorgana yang bertebrangan dalam kehidupan alam pimikiran pemuda. Engkau jangan terlelap dalam kepemudaan mu, dan membatasi dirimu sehingga membiarkan golongan lain termakan bujuk dan rayuan nestapa jaman.
Andaikan, Sukarmin, Syahrul Saleh, Sayuti Malik, Sudiro, masi hidup mereka akan mengajak mu di majelis golongan Tua, sebab Negara ini lahir karena persatuan. No Klasifikasi sosial.
Ketika sejarah menceritakan ketidak sepahaman Proklamasi kemerdekaan Indonesia, kita dipertemukan oleh dua golongan yaitu Golongan Tua, dan Golongan Muda. Saat itu golongan muda bersikeras dengan alam pemikiranya tentuh Indonesia tidak ditemuka pemuda saat ini.
Golongan Tua, yang di wakili Soekarno, Hatta dan kawan kawanya. Golongan Muda yang di wakili Sukarmin, Sharul Saleh, Sayuti dan kawan-kawanya. Masing-masing dengan sudut pandangnya. Lahir kesadaran golongan muda dan tua bahwa persatuan lah jadi solusi terbentuk negara indonesia.
Sekedar diskursus perjalanan bangsa indonesia sehingga terbentuk. Terkhusus untuk pemuda dan pemudi, pelajar dan mahasiswa dimana kita berada lebih husus masi di dunia perguruan tinggi. maluku utara menantikan jiwa jiwa pembaharuan dan semangat perubahan.
Saya melihat akhir akhir ini sangat terharuh dan bangga hadir satuperhimpunan/ ormas yang membawa semangat persaudaraan dan persatuan hadir pertama di jakarta.
Dengan jalanya Ormas ini, saya turut mengamati dan mengikuti pertemuan di setiap pertemuan, hadir kragaman dan kebersamaan yang dibangun. Tentuh orang lain melihat latar belakang mereka yang mayoritasnya dari akar rumput, ada yang juga melihat itu kumpulan preman, anggapan yang salah menurut saya.
Mari seraya merenung dan melihat kondisi maluku utara saat ini, bagi saudara saudara ku yang mahasiswa pasti menafsirkan kondisi maluku utara demgan besik keilmuanya itulah masalah maluku utara. Kata Ali Shariyati “kekuatan massa mengalakan penguasah”. Apakah dua golongan ini menurut saya berjuang di relnya masing-masing atau seperti apah?
Ormas yang diceritakan yaitu Maluku Utara Bersatu (MUB). mari bersama kita satukan fikiran bergabung dan bersinerji memperjuangkan hak kedaulatan kita baik budaya, politik, sosial, dan agama.
Saatnya kita bersatu dan tidak ada klasifikasi sosial bagi golongan tua dan muda, Maluku Utara Bersatu membutuhkan sentuhan ide fikiran dari pemuda dan mahasiswa. “Marimoi Ngone Futuru” tidak sekedar tulisan yang terpampang tapi sebagai falsafah persatuan masyarakat maluku utara lebih dari nilai perjuangan kita.
Maluku utara dikepung oleh kekuatan luar yang dijamin negara, hadir untuk melululantakan sumber daya alam malut. Menanti kemusnaan massal akan terjadi, apah langka kita mencega dampak dampak kemungkinan terjadi. Dan itu semua butuh kekuatan massa dan persatuan menghalangi gerak gerik yang mencurigakan.
Maluku Utara Bersatu disingkat MUB mempunyai komitmen awal adalah aksi kemanusiaan, turut langsung membantu bagi masyarakat indonesia yang terdampak bencana alam. Seiring berjalan terbentuknya Koordinator wilayah/Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dibawa naungan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) MUB seanteru pulau jawa dan Maluku Utara.
Semangat MUB saat ini hadir memperjuangkan kemaslahatan warga malut dalam kecaman new kolonialisme gaya baru yang menancapkan taringnya. Dan malut realitasnya apa yang terjadi justru ketimpangan dan pergeseran ruang lingkup semakin tinggi. MUB bukan ormas saparatis namun MUB ingin meindonesiakan tujuan negara menjamin keadilan sosial bagi masyarakat maluku utara. (#)