Pengaruh Teknologi, Permainan Dan Olahraga Tradisional Di Halbar Hilang

Kepala Bidang Pendidikan dan Kebudayaan  Halbar, Lutfi Ali. (Foto: Riko CH)


HALBAR, CH- Semakin canggihnya Teknologi di era moderen saat ini. Lambat laun, permainan dan olahraga tradisional di Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) Propinsi Maluku Utara (Malut) mulai hilang.

Hal ini disebabkan karena generasi saat ini ikut terkontaminasi dengan perkembangan teknologi. Salah satunya, Hand Phone (Telpon Genggam) yang menjadi alasan hilangnya permainan dan olahraga tradisional.

Hal ini ikut diakui oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Kebudayaan di Dinas Pendidikan Halbar, Lutfi Ali. Dia mengakui permainan tradisional berupa Boboi, Sem, Jilo-jilo, Cenge-cenge dan Layang-layang serta olahraga tradisional seperti Bela Diri dan Bola Kasti telah hilang ditenga-tengah masyarakat.

“Anak-anak jaman sekarang memiliki hand phone sangat gampang, mengakses gem itu gampang apalagi yang lagi firal itu permainan gem papji. Nah itu yang membuat mereka lupa tidak tau lagi dengan permainan tradisional, jangankan bermain, keinginan bermain saja tidak ada lagi dan pengaruhnya juga membuat mereka untuk malas belajar,” kata Lutfi, di ruang kerjanya, Jumat (5/2/2021).

Salah Satu Permainan Tradisional Yang Telah Hilang

Lanjut Lutfi, permainan dan olahraga tradisional ini seharusnya terus dikembangkan secara turun-temurun oleh para generasi, karena ini merupakan bagian dari warisan para leluhur.

Untuk mengembangkan kembali nilai-nilai tradisional ini kata Lutfi, perang orang tua dan pihak sekolah sangat penting. Dimana, para orang tua diminta untuk membatasi anak-anak mereka memegang hand phone.

Lutfi mengatakan, “Maka hal ini dibutuhkan pentingnya peran dari orang tua dan sekolah dimana orang tua untuk membatasi anak ketika bermain dan guru bahasa indonesia dan seni budaya di sekolah,

“Selain memberikan materi pembelajaran guru Bahasa Indonesia dan Seni Budaya
dalam setiap kegiatan ekstrakulikuler harus membuka mata lomba permainan dan olahraga tradisional dengan tujuan agar anak anak bisa terdidik, baik kebersamaannya, interaksi sosial terbentuk dan mereka bisa berkarya,” tukasnya.

Selain itu Dinas Pendidikan di 2021 ini juga akan membuat kegiatan festival yang melibatkan pihak sekolah. Dalam festival ini akan menampilkan 11 mata lomba kebudayaan daerah. Tujuh diantaranya permainan dan olahraga tradisional serta pantun, menari, menyanyi dan puisi.

“Festifal ini ditargetkan sebelum pekan kebudayaan provinsi dan kami rencanakan di bulan Oktober tahun 2021 sudah terlaksana,” ujarnya.

Dia menjalankan, permainan dan olahraga tradisional masuk dalam objek kebudayaan yang tertuang dalam Undang-undang nomor 5 Tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan. Permainan tradisional di yakini dapat ikut melestarikan budaya daerah dan nilai-nilai karakter.

“Di acara ini kami akan mengundang Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DPPA), BPN (Badan Permberdayaan Desa), Dinas Parawisata, Dinas Perhubungan dan BAPPEDA serta Stekeholder lainya,” tutupnya. (Red)

Riko Noho

Reporter: Riko Noho

Show More
Back to top button