Tolak Bangun Masjid Raya, Fraksi PKB Dikecam Warga Tikep
Foto Bersama Imam Masjid Miftahul Jannah Kelurahan Indonesiana, Ridwan Ahmad Bersama Tokoh Masyarakat
TIDORE, CH – Pernyataan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kota Tidore Kepulauan (Tikep) tentang penolakan pembangunan Masjid Raya di Tidore menuai kecaman dari warga setempat.
Fraksi PKB yang bergabung dengan Partai Hanura ini dikabarkan menolak pembangunan Masjid Raya melalui pandangan Fraksi tentang pengesahan APBD Kota Tikep yang berlangsung pada, Jumat (29/11) baru-baru ini. Memurut Fraksi PKB-Hanura, pembangunan Masjid Raya yang diusulkan oleh Pemkot Tikep itu tidak menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat.
Mansur A. Conoras, tokoh masyarakat Tidore, kepada sejumlah awak media mengaku dirinya ikut terpukul setelah mendengar sikap Fraksi PKB-Hanura yang menolak pembangunan sarana ibadah berupa Masjid Raya tersebut. Menurutnya, sikap dari Fraksi PKB ini sangat anet dan tidak memihak terhadap kepentingan publik.
“Kami merasa sangat terpukul mendengar anak daerah yang berada di dalam parlement mempertontonkan kezoliman ummat atas pembangunan sarana ibadah, karena baru pertama kali terjadi sarana ibadah ditolak mentah-mentah yang dilakukan oleh Politisi Fraksi PKB yang bergabung dengan Hanura dengan alasan pembangunan masjid raya bukan kebutuhan mendesak dan bagi kami ini merupakan sikap yang astagfirullah. Karena pembangunan sarana ibadah tidak boleh disamakan dengan pembangunan yang lain,” kesalnya, kepada wartawan, Sabtu (1/12).
Untuk itu, atas nama masyarakat Tidore, lelaki yang akrab disapa Oya itu mengutuk keras sikap Fraksi PKB – Hanura karena dianggap tidak beradab dalam memihak kepentingan umum, sehingga ia meminta kepada Pemerintah dan DPRD Kota Tikep untuk kembali mempertimbangkan keinginan tak manusiawi para politisi yang hanya mengedepankan kepentingan politik partai semata.
“Kita harus berkaca pada kepemimpinan Hein Namotemo, dan Namto Hui Roba, meskipun mereka beragama nasrani namun mereka membangun Masjid Raya yang begitu megah, sementara kita di Tidore yang dikenal sebagai kota santri malah menolak adanya pembangunan masjid Raya,” pungkasnya.
Senada disampaikan Imam Masjid Miftahul Jannah Kelurahan Indonesiana, Ridwan Ahmad, dia mengatakan sikap yang ditunjukan Fraksi PKB sangatlah tidak baik, olehnya itu sebelum mengeluarkan sikap, PKB dan Hanura diminta untuk datang melakukan sholat di Mesjid Miftahul Jannah, sebab bukan berarti banyaknya masjid kemudian itu menjadi alasan bagi Fraksi PKB Hanura menolak dibangunnya Masjid Raya. Karena pembangunan masjid menjadi sebuah sarana yang penting bagi ummat islam untuk mendapatkan kenyamanan dalam beribadah.
“Rasulullah bersabda bahwa siapa yang membangun masjid di dunia ini, maka allah akan membangun istana untuknya di surga, bagaimana kita sebagai seorang muslim apalagi sebagai wakil rakyat menolak mentah-mentah untuk membangun masjid,” ujarnya.
Imam Masjid ini juga mempertanyakan sikap wakil rakyat yang nota bene sebagai muslim. Dimana nurani mereka (Fraksi PKB) ketika pembangunan Masjid Raya ini menjadi tujuan bagi Tidore untuk menjadikan icon Tidore sebagai Kota Santri. “Coba kita contohkan Ternate yang berdekatan dengan Tidore, meskipun mereka sudah punya banyak masjid namun mereka tetap membangun masjid raya untuk dijadikan sebagai central umat muslim beribadah,” tukasnya. (Red)
Reporter: Musa Abubakar