Tolak LPMP Malut Jadi Tempat Karantina, Wawali Tikep Angkat Bicara
Wawali Tikep, Muhammad Sinen Saat Menemui Masa Aksi (Foto: Musa CH)
TIDORE, CH – Aksi penolakan Gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Maluku Utara, sebagai tempat karantina pasien Orang Dalam Pantauan (ODP) Virus Corona oleh masyarakat Kelurahan Rum Kecamatan Tidore Utara masih terus berlangsung hingga, Jumat (27/3/202) sore.
Aksi di hari kedua ini mendapat tanggapan dari Wakil Walikota Tidore Kepulauan (Tikep), Muhammad Sinen. Dihadapan masa aksi, Ayah Erik sapaan akrab dari Muhammad Sinen ini mengatakan, virus ini adalah ujian dari Allah, maka tidak harus saling menyalahkan.
“Pemerintah daerah tara pernah abaikan semua ini, bukan tidak mau dengar masyarakat, kemudian masyarakat dengan cara yang begini (tidak mau), terus pemerintah punya cara mengatasi dan mengontrol barang ini (virus) bagaimana,” kata Erik.
Erik menjelaskan, LPMP tidak dijadikan sebagai tempat pasien yang sudah tertular virus melainkan warga yang masih dalam status ODP. Pemerintah juga telah ikut memikirkan dampak yang akan terjadi dengan melindungi seluruh warga, baik warga Rum maupun warga Kota Tikep secara keseluruhan. “Jangan torang berlebihan, ikhtiar boleh tapi jangan sampe lewat, ikhtiar ini masuk lagi pikiran-pikiran yang tidak bagus akhirnya menghancurkan ini semua,” tuturnya.
Penjelas Erik ini tidak diterimah oleh masa aksi. “Kami tidak butuh penjelasan yang kami tau bahwa virus corona sangat berbahaya maka dari itu kami tetap menolak LPMP Maluku Utara dijadikan tempat Karantina dan meminta pemerintah kota Tidore kepulauan untuk mencari tempat lain,” tegas salah satu masa aksi.
Untuk menenangkan masa aksi, Erik akhirnya meminta kepada Walikota Tikep, Captn H. Ali Ibrahim melalui sambungan telpon agar tidak lagi menjadikan Gedung LPMP sebagai tempat karantinan ODP Virus Corona.
“Saya sudah menelepon bapak walikota dan meminta beliau untuk tidak menjadikan LPMP Maluku Utara sebagai tempat Karantina,akan tetapi keputusan tersebut harus melalui rapat,” tutupnya. (Red)
Reporter: Musa Abubakar