Totari Balacai: Kopra Putih Solusi Mengatasi Terpuruknya Harga Kopra Asap

Kepala Dinas Pertania Halbar, Totari Balacai
HALBAR, CH– Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat (Halbar), Maluku Utara terus memperjuangkan nasib para petani kopra. Salah satu cara yang dilakukan adalah merubah sistem pengelolaan kopra hitam (asap) ke yang putih.
Hasil kopra hitam yang beberapa tahun kemarin harganya menurun drastis, membuat Dinas Pertanian setempat mengalihkan sistem produksi ke kopra putih yang nilai jualnya lebih tinggi.
Kepala Dinas Pertanian Halbar, Totari Balacai mengatakan, saat ini sudah ada 4 perusahaan industri kelapa terpadu (kopra putih) yang beroperasi di Desa Peot, Desa Kuripasai Desa Tedeng, dan Desa Matui.
Selain meningkatkan hasil pendapatan para petani kopra, kehadiran perusahaan ini juga ikut membantu pemerintah daerah dalam mengurangi angka kemiskinan, karena ikut merekrut tenaga kerja.
“Perlu diketahui bahwa dengan adanya perusahan pengelolaan kopra putih sebagai solusi alternatif untuk mengatasi terpuruknya harga kopra hitam, sebab kualitas harga kopra putih lebih baik dan nilai jualnya tinggi saat dijual ke surabaya dengan harga diatas 10 ribu,” kata Totari, di ruang kerjanya, Rabu (7/7/2021).
Selain 4 perusahaan tersebut kata Totari, ada satu lagi perusahaan kopra putih yang akan beroperasi di Desa Acango. Ia berharap, dengan hadirnya perusahaan kopra putih ini bisa memberi manfaat kepada petani kopra yang ada di wilayah tersebut.
Dari sejumlah perusahaan kopra yang ada, salah satu yang beroperasi di Desa Maitui memproduksi minyak VCO. Pengusahanya berasal dari Surabaya. Menurut Rotari, sebagai besar warga lokal belum bisa mengelola VCO, karena harus memiliki keahlian.
“Produksi kopra kelapa dibuat dalam bentuk bahan baku lalu di kirim ke Surabaya nantinya disana baru diolah menjadi minyak murni,”jelasnya.
Dia juga mempersilahkan kepada siapa saja yang membuka perusahaan kopra putih. Asalkan mengantongi izin dari instansi perizinan.
“Nanti disurvei situasi, kondisi dan lokasi, jika memenuhi syarat bisa di keluarkan izin beroperasi,” ujarnya.
Reporter: Riko Noho
Reporter: Suhardi Koromo