Usul Sultan Zainal Abidin Syah Sebagai Pahlawan Nasional, Pemkot Tikep Gandeng UNJ
Pemkot Tikep Saat Berkunjung ke UNJ
TIDORE, CH-Pemerintah Kota Tidore Kepulauan (Tikep) tampaknya sangat serius mengusulkan Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Pahlawan Nasional. Keseriusan ini ditunjukkan dengan upaya Pemkot mengajak Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk kerjasama.
Sejumlah Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dipimpin Sekretaris Daerah Kota Tikep, Asrul Sani Soleiman, menemui Pimpinan Perguruan Tinggi dan diterima langsung oleh Rektor UNJ, Dr. Komaruddin bersama jajarannya, Rabu (6/11) siang.
Kerjasama Pemkot Tidore – UNJ untuk memenuhi persyaratan dan tahapan-tahapan sebagaimana yang sudah ditentukan oleh Tim Penilai Kepahlawanan dari Kementerian Sosial. Sebagaimana dijelaskan oleh Rektor UNJ, Dr. Komaruddin, bahwa pengusulan nama Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Pahlawan Nasional itu untuk di 2020, namun tahapan pengusulannya dimulai sejak 2019.
Bentuk kerjasama ini, kata Dr. Komarudin dilakukan melalui beberapa kegiatan, pertama penulisan naskah untuk pengusulan nama pahlawan, lalu seminar di Bulan Februari 2020, dan kegiatan-kegiatan lain untuk penguatan ke Kementerian Sosial. bahwa peran UNJ dalam kerja sama ini adalah sebagai mitra Pemkot Tidore. “Kerja sama ini dilakukan sampai keluarnya SK Penetapan Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Pahlawan Nasional,” kata Komarudin.
Sementara itu, Sekda Kota Tidore Asrul Sani mengatakan pihaknya sangat antusias untuk mengusulkan Sultan Zainal Abidin Syah ini sebagai Pahlawan Nasional karena sosok Sultan Tidore itu sangat memiliki nilai integritas.
Dijelaskan, bahwa Sultan Zainal Abidin Syah diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai Gubernur Papua pertama tahun 1957. Hal lain dari Sultan Abidin Syah yang menurutnya sangat memiliki nilai integritas, yaitu ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Van Mook mengundang Sultan Zainal Abidin Syah untuk membicarakan tentang Irian Barat, dalam pertemuan di Malino. Saat itu dihadirkan tokoh-tokoh Tidore bersama Sultan Zainal Abidin Syah. Saat pertemuan itu, ada tiga opsi yang ditawarkan Van Mook kepada Sultan Zainal Abidin Syah.
“Anda merdeka, bergabung dengan Belanda, atau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Pada saat itu Sultan Zainal Abidin Syah dengan lantang mengatakan saya ambil opsi ketiga, kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Saya melihat bahwa ini ada nilai integritas yang tinggi,” tegas Asrul Sani.
“Karena kegiatan pengusulan nama pahlawan nasional ini kan ada muatan-muatan akademik, sehingga kami bekerja di ranah akademiknya. Syukur-syukur di tahun 2020 nanti langsung disetujui.” Harapnya.
Asrul mengaku bukti sejarah, seperti pertemuan di Malino, UU tentang pengangkatan Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Gubernur Papua, masih tersimpan hingga saat ini. “Visual-visual kaitan dengan kunjungan Presiden Soekarno ke Tidore ada semua, kami punya bukti-bukti sejarah itu. Kemarin sewaktu ada kunjungan Jokowi ke Tidore sengaja kami putar kunjungan Soekarno ke sana. Dan baru dua presiden yang kunjungan ke sana, kesatu adalah Soekarno, dan kedua Jokowi,” imbuhnya.
Terkait kerja sama dengan UNJ, Asrul Sani menegaskan bahwa Pemkot Tidore membutuhkan dukungan lembaga yang memiliki kompetensi tinggi untuk kepentingan pengusulan nama Sultan Zainal Abidin Syah sebagai Pahlawan Nasional.
“Kenapa kami kerja sama dengan UNJ? Karena kemarin UNJ dengan Mataram itu bisa. Kami juga pilih secara akademik, lembaga yang punya kompetensi yang tinggi, sehingga itu memudahkan kita, karena dukungan akademik itu punya nilai yang terukur,” pungkasnya.(Red)
Reporter: Musa Abubakar