Desa Laluin Dalam Konteks Perkembangan Pembangunan Kecamatan Kayoa Selatan

 

Oleh: NUSKI A. SABAN, S.PWK
 Perencanaan Wilayah dan Kota

PEMBANGUNAN menjadi suatu tolak ukur dalam melihat maju dan mundurnya wilayah, suatu wilayah lebih cepat maju, lambat maju bahkan mengalami kemuduran yang berdampak pada tingkat kesejahteraan wilayah, kesenjangan ini akibat tidak tersedianya infrastruktur dasar untuk mendorong adanya kegiatan dan aktivitas sumber daya pada wilayah tersebut.

Kota dan Desa (Urban and Rurral) memiliki kaitan yang sangat erat hingga tidak terlepas satu sama lain dalam hubungan sosial ekonomi yang sangat kompleks. Daerah-daerah hinterland kaya akan sumber daya alam sebagai pemasok hasil perikanan dan pertanian diperkotaan, namun justru jauh dari sisi pembangunan ditempat tinggal mereka, kenyataannya menunjukan segregasi spasial infrastruktur dasar antara kota jauh lebih baik dari pada desa yang meliputi jaringan jalan, jaringan air bersih, fasilitas kesehatan dan lain sebagainya.

Disisi lain wilayah-wilayah kepulauan sangat sulit untuk bergantung dengan fasilitas ibu kota kabupaten setiap saat karena rentan jarak dan dilalui menggunaka transportasi laut dengan hambatan yang ditentukan oleh cuaca. Misalnya pelayanan kesehatan yang belum memadai dikecamatan menunjukan infrastruktur yang belum siap, dalam situasi wabah penyakit yang di alami masyarakat, akibatnya pelayanan terlambat, pasien pasrah meninggal di tempat atau menunggu mati di perjalanan saat dibawah kerumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di perkotaan, potret yang begitu miris sehingga pemeratan pembangunan wajib agar wilayah yang jauh dari fasilitas perkotaan dapat mandiri.

Kecamatan Kayoa Selatan yang dimekar pada tahun 2006 terdiri dari enam desa yaitu Desa Laluin, Desa Orimakurunga, Desa Pasir Putih, Desa Posi Posi, Desa Sagawele dan Desa Ngute Ngute, dengan kedudukan administrasi ibu kota kecamatan berada di Desa Laluin.

Kecamatan Kayoa Selatan mengalami periodisasi perkembangan pembangunan yang cenderung panjang, kondisi perkembangan ini dibagi kedalam tiga fase, fase pertama kecamatan dimekar dengan kondisi ketiadaan infrastruktur dasar seperti akses jalan antar desa, akses air bersih, akses jaringan listrik, akses telekomunikasi, dan akses pelayanan kesehatan yang minim. Kondisi ini mengakibatkan berbagi hambatan yang sangat sulit dialami oleh ibu kota kecamatan di desa Laluin, sebagai desa yang melayani aktivitas desa tetanggahnya, kegiatan-kegiatan perekonomian tidak berbasis pada pusat pelayanan ibu kota kecamatan melainkan pada ketergantungan berbagai akses pelayanan di kecamatan kayoa, fase ini berlangsung selama 10 tahun.

Pada fase kedua perjalanan kecamatan kayoa selatan mulai berkembang dalam sisi infrastruktur dasar seperti jaringan jalan, listrik dan air bersih yang menghubungkan di pusat kecamatan, jaringan jalan dari desa Pasir putih dan desa orimakurunga dihubungan ke desa Laluin, pasokan jaringan listrik dan jaringan air bersih turut menunjang aktivitas perekonomian di ibukota kecamatan. Fase kedua ini berlangsung selama 5 tahun yang berdampak pada adanya gerak pertumbuhan aktivitas, namun tidak begitu komplek dalam kegiatan pembangunan Kayoa Selatan.

Selanjutnya di fase ketiga, adalah fase dimana adanya peningkatan infrastruktur dasar yang terkonektivitas dengan ibukota kecamatan, adanya pembangunan jalan yang menghubungkan dari Desa Sagawele kedesa Orimakurunga serta akses Kedesa Laluin, jaringan listrik yang ditingkatkan kapasitasnya dengan baik, peningkatan jaringan air bersih melalui PDAM yang maksimal, serta jaringan telekomunikasi internet berupa infrastruktur tower (BTS). Dampak kehadiran pembangunan ini menunjukan adanya gerak pertumbuhan ekonomi dan pembangun di Desa Laluin sebagi wilayah pelayanan.

Pembangunan infrastruktur dasar di kecamatan kayoa selatan pada fase ketiga, menujukan dampak gerak pertumbuhan aktivitas perekonomian di desa Laluin, terciptanya aglomerasi kegiatan ekonomi, terciptanya pelayanan perdagangan dan jasa yang kompleks, modernisasi digitalisasi pelayanan transaksi keuangan, pelayanan pendidikan, kesehatan, serta membuka berbagai lapangan pekerjaan, oleh adanya konektivitas interaksi antar desa yang mengalami efek berganda pada berbagai aktivitas masyarakat.

Desa Laluin kini menjadi gerbang ekonomi di kecamatan kayoa selatan dalam melayani desa-desa tentangganya, oleh karena itu infrastruktur dasar sangat berarti untuk menciptakan desa Laluin sebagai Grotwh Pole (pusat pertumbuhan) kedepannya melalui peningkatan infrastruktur dasar yang lebih baik lagi.

Berdasarkan pengamatan, faktanya perkembangan infrastruktur dasar di kecamatan kayoa selatan sangat ditentukan oleh kondisi dan situasi dinamika politik, kepala daerah memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan pembangunan sebagai mana yang terjadi pada fase-fase gerak perkembangan pertumbuhan pambanguan di Kecamatan Kayoa Selatan. Justru keberadaan ini sangat mentukan bagian dari pembangunan infrastruktur dasar pada suatu wilayah, akan tetapi sebaliknya juga kemenangan kontestan politik sering menjadi wacana segregasi sosial dalam pembangunan suatu wilayah kecamatan pada akhirnya. (##)

Show More
Back to top button