Dipemeritahan Ubaid-Anjas, Petani Subaim Mengaku Tercekik

Lumbung Pangan di Maluku Utara Tinggal Kenangan

Kondisi Padi Milik Petani Wasile

HALTIM, HM- Para petani di Kabupaten Halmahera Timur, lebi khusus di Wasile mengaku kelabakan. Hal ini disebabkan karena hampir tidak ada perhatian dari Pemerintahan Ubaid-Anjas.

Petani Wasile yang konon menjadi daerah lumbung pangan di Maluku Utara, kini petani serasa makan buah simala kama, (makan mati tidak makanpun mati) ditengah himpitan ekonomi yang semakin tinggi.

Related Articles

Salah satu petani Wasile yang namanya tidak mau disebutkan mengaku, selama Pemerintahan Ubaid-Anjas para petani tidak diperhatikan.

Salah satunya adalah pupuk yang menjadi kebutuhan pokok. Petani hanya disubsidi 15 sak, sementara kebutuhan petani per tahunnya 40 sak.

“Kalau kita dipaksakan membeli pupuk non subsidi harganya terlampau mahal satu sak yang 50 kilo itu harganya hampir satu juta rupiah, sementara pupuk subsidi yang 50 kilo hanya seharga Rp. 115.000, perbedaan ini seakan pemerintah sengaja mematikan para petani,” kata petani tersebut ke wartawan harianmalut.id baru-baru ini.

Selain pupuk, kesedihan lainya berupa benih unggul yang tidak ada. Benih yang ada hasil dari panen petani yang kemudian dijadikan benih unggul. Jika benih ini yang dipakai, maka akan mempengaruhi hasil panen karna bibitnya bukan bibit unggul.

“Lebih lucu lagi petani di jatahi solar 98 liter untuk masa pengolahan dan paska panen. Hanya solarnya harus diambil ke Manitingting (Kota Maba). Masa kita yang sudah tua begini harus jauh-jauh ke Maninting bawa empat gelon pake motor, iya kalau datang pas ada kalu tidak ada sudah jauh-jauh malah kosong, kalau pake mobil berapa biaya yang harus keluar ini kan sama saja pemerintah memberat petani sama halnya dikasi tetapi dipersulit,” cerita petani tersebut.

Lebih para lagi, petugas penyuluh yang ada di masing-masing desa juga sama. Mereka hanya datang di sawa ambil gambar lalu pulang. Seharusnya penyuluh memberikan contoh kepada petani.

“Satu hal lagi selama empat tahun ini, petani tidak pernah mendapat bantuan apa-apa dari pemerintah daerah, semua bantuan datangnya dari propinsi,  pemerintah pusat dan aspirasi anggota DPR jalan tani yang dibuat semunya dari aspirasi DPR,” bebernya.

Petani ini membandingkan, Pemerintahan sebelumnya yang dipimpin oleh Rudy-Din, nasib para petani jauh lebih baik ketimbang pemerintahan Ubaid-Anjas.

“Dulu pak Rudy deng pak Din, masing-masing gapoktan dapat bantuan 100 juta. Hasil beras kami di jual hingga ke luar Haltim. Saat ini lumbung pangan di Wasile tinggal kenangan,” kesalnya. (Red)

Show More
Back to top button